Senin, 09 Maret 2009

Ciri - Ciri Tuhan Orang Islam

" Wahai orang-orang beriman, jika seorang fasiq (tidak jujur) datang kepadamu dengan membawa berita, periksalah itu dengan teliti, agar kamu tidak membencanai suatu kaum tanpa dimengerti, lalu kamu menjadi orang yang menyesal atas apa yang kamu lakukan" (Al-Hujurat, 49:6)

Berita mengenai tadzkirah begitu sangat gencar, namun sebagian besar merupakan fitnah, bahkan ada Selebaran anti Ahmadiyah muncul di wilayah Bantul (harjo, 7 juni 2008 hal.13) selebaran itu tidak dicantumkan siapa yang menyebarkan. apakah saudara-saudara semuanya sudah melakukan cek dan ricek terhadap ahmadiyah itu sendiri?apakah sudah meneliti berita tersebut?jangan-jangan suatu saat nanti kita akan menyesal sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍفَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا َلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Artinya : Wahai orang-orang beriman, jika seorang fasiq (tidak jujur) datang kepadamu dengan membawa berita, periksalah itu dengan teliti, agar kamu tidak membencanai suatu kaum tanpa dimengerti, lalu kamu menjadi orang yang menyesal atas apa yang kamu lakukan (Al-Hujurat, 49:6)

Rasanya masyarakt perlu mengetahui penjelasan Ahmadiyah mengenai selebaran tersebut supaya tidak terjadi kesalahpahaman dan tuduhan-tuduhan palsu.

penjelasannya sebagai berikut,



Mengenai Kitab Suci Al-Qur’anul Karim, Hadrat Mirza Ghulam Ahmad menulis,”Keselamatan dan kebahagiaan abadi manusia karena bertemu dengan Tuhan-nya dan hal ini tidak akan mungkin dicapai tanpa mengikuti Kitab Suci Al-qur’an.”(Rukhani Khazain vol 10 hlm 442);”Apa yang termaktub di dalam Al-Qur’an merupakan wahyu utama dan mengatasi serta berada di atas semua wahyu-wahyu lainnya.”(Majmua Isytiharat vol 2 hlm 84); berkenaan dengan kalimah syahadat, beliau menulis, “Inti dari kepercayaan saya adalah Laa Ilaaha Illallahu, Muhammadur Rasulullahu (Tak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah). Kepercayaan kami yang menjadi pergantungan dalam hidup ini, dan yang padanya kami, dengan rahmat dan karunia Allah, berpegang sampai saat terakhir dari hayat kami di bumi ini ialah : Sayyidina Maulana Muhammad SAW adalah khataman nabiyyin dan khairul mursalin, yang termulia dari antara nabi-nabi. Di tangan beliau hukum syariat telah disempurnakan. Karunia yang sempurna ini pada waktu sekarang adalah satu-satunya penuntun ke jalan yang lurus dan satu-satunya sarana untuk mencapai ‘kesatuan’ dengan Tuhan Yang Mahakuasa.” (Izalah Auham, 1891:137). Keyakinan tentang hal ini juga terdapat dalam Malfuzhat (jilid I, hal 342), Taqrir Wajibul I’lan (1891), Kisti Nuh (1902, hal 15), Al Wasiyat (JAI, 2006, hal 24).
Sesudah Nabi Muhammad SAW, tidak boleh lagi mengenakan istilah nabi kepada seseorang kecuali bila ia lebih dahulu menjadi seorang ummati dan pengikut dari Nabi Muhammad SAW.”(Tajalliyati Illahiyah, 1906, hal. 9).”Semua pintu kenabian telah tertutup kecuali pintu penyerahan seluruhnya kepada Nabi Muhammad SAW dan pintu fana seluruhnya ke dalam beliau.”(Ek Ghalti ka Izalah 1901, hal 3)


1. APAKAH ALLAH MENULIS SEPERTI MANUSIA ?

KASYFI SURKHI KE CHINTHE
Artinya: Kasyaf percikan tinta merah

Penjelasannya sebagai berikut, melihat Tuhan dalam bentuk manusia di waktu mimpi adalah jaiz. yang Mulia Nabi besar Muhammad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

رَأَيْتُ رَبِّي فِى صُورةِ شَابٍ أَمْرَ دَقِطَةٍ لَهُ وَفْرَةٌ مِنْ شَعْرٍ وَفِى رِجْلَيْهِ نَعْلاَنِ مِنْ ذَهَبٍ
Artinya: Aku melihat Tuhanku dalam bentuk seorang pemuda di waktu mimpi yang tidak berkumis dan berjenggot, yang memiliki rambut panjang dan lebat dan pada kedua kakinya mengenakan sepasang terompah dari emas (Al-Yawaqit wal-Jawahir, Jilid I, hal. 71, Thabrani wa Maudhu’ati Kabir, hal 46.)
Ini adalah Hadits shahih sebagaimana Mulla Ali Qari Jalilul Qadri rahmatullahi ‘alaihi seorang Ahli Hadits yang telah memperkuat dengan mengutip Hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anh sebagai berikut:
لاَ يُنْكِرُهُ إِلاَّ الْمُعْتَزَلِيُّ
Tidak ada orang yang mengingkarinya kecuali orang Mu’tazilah (Maudhu’at Kabir, hal. 46).

Mulla Ali Qari rahmatullahi ‘alaihi memberikan makna kepada Hadits itu dengan keterangan sebagai berikut:
إِنْ حُمِلَ عَلَى الْمَنَامِ فَلاَ أَشْكَالَ فِى الْمَقَامِ
Artinya: Jika Dia Allah dibawa dalam mimpi, maka tiada bentuk dalam tempat itu (Maudhu’at Kabir, hal. 46).

Hadits ini terdapat dalam sebagian edisi Maudhu’at, sedang rujukannya terlampir pada hal. 39, yakni apabila kejadian ini dilihat dalam mimpi maka kesulitan apa lagi yang dihadapi, sedang permasalahannya sudah jelas.

Orang-orang ghair Ahmadi mengajukan keberatan atas kasyaf percikan tinta merah: “Pabrik mana yang membuat kertas tersebut, di mana tinta dan pena dibuat?”. Coba ceriterakan juga pabrik mana yang membuat sorban dan terbuat dari apa mahkota itu.
Hadhrat Muhyiddin Ibnu Arabi rahmatullah ‘alaihi menulis sebagai berikut:
“Para waliyullah mendapatkan wahyu dengan berbagai macam cara: Ada yang melalui pemikiran, melalui perasaan, melalui hati dan kadang-kadang mendapatkan melalui tulisan. Dengan cara seperti itulah kebanyakan para wali mendapatkan wahyu.
Abu Abdullah Qadhiul-Baan dan Taki Ibnul Mukhallid murid Imam Ahmad rahmatullah ‘alaihi mendapatkan wahyu berupa tulisan dengan bahasa malaikat. Dan ketika ia terbangun dari tidurnya, maka ia mendapatkan tulisan di atas lembaran kertas. Saya sendiri melihat tulisan itu. Ia adalah seorang fakir di Muthaf yang turun kepadanya wahyu dalam corak seperti itu. Di dalamnya tertulis bahwa ia akan diselamatkan dari api Neraka. Ketika orang umum melihatnya, mereka yakin bahwa itu bukan tulisan manusia ... Inilah peristiwa yang terjadi pada seorang wanita fakir dari antara murid-murid saya. Ia melihat dalam mimpi bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah memberi kepadanya selembar kertas, ketika ia bangun tangannya mengepal, tidak ada seorang pun yang dapat membukanya. Saya mendapatkan wahyu, supaya saya berkata kepadanya: Apabila tangan kamu terbuka nanti, maka hendaknya tulisan itu ditelan. Kemudian ia pun sesuai dengan niatnya mendekatkan tangannya ke mulutnya. Setelah itu tiba-tiba tangannya terbuka dan seketika itu juga tulisan itu ditelannya. Orang-orang berkata kepada saya dari mana kamu mengetahui hal itu? Saya menjawab: “Allah subhanahu wa ta’ala telah mengilhamkan kepada saya bahwa seorangpun tidak boleh membaca tulisan”. (Fubtuhat Makkiyah, bab XV, rujukan terjemah Urdu Khususul-Hikam, Tadzkirah Syeikh Akbar Ibnul-Arabi, hal. 22).

Berdasarkan kasysyaf Hadhrat Masih Mauud ‘alaihis salam berikut ini ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian. Oleh karena Allah subhanahu wa ta’ala dengan hikmah-Nya yang khas mencelupkan pena ke dalam tinta secara berlebihan, karena itu Dia percikkan:
Tuhan dapat mengadakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Aqidah orang Aria adalah salah yang menyatakan bahwa Tuhan tidak dapat mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Melainkan Dia dapat membuat sesuatu dari bahan yang telah ada.
Percikan tinta merah adalah sebagai kabar gaib tentang akan kematian Likhram.(Likhram adalah orang yang membenci Mirza Ghulam Ahmad pada saat itu)
Maksud membubuhkan tanda tangannya itu adalah Allah swt menetapkan keputusan kematian Likhram, ternyata demikianlah yang terjadi.

a.Ada tertulis dalam sebuah Hadits yang berbunyi demikian:

خَلَقَ اللهُ ثَلاَثَةَ أَشْيَاءَ بِيَدِهِ خَلَقَ آدَمَ بَيَدِهِ وَكَتَبَ التَّوْرَاةَ بِيَدِهِ وَ غَرَسَ الْفِرْدَوْسَ بِيَدِهِ
Artinya: Allah telah menciptakan tiga perkara dengan Tangan-Nya; Dia telah menciptakan Adam dengan Tangan-Nya; Dia telah menulis Taurat dengan Tangan-Nya dan menciptakan Sorga dengan Tangan-Nya (Firdausul-Akhbar Daelami, hal. 100, Ad-Dailami dari Haris bin Naufal ra dan Kanzul-Ummal, Juz VI/ 15138))

Menurut Hadis tersebut Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan 3 hal dengan Tangan-Nya sendiri:
Menciptakan Adam dengan Tangan-Nya sendiri.
Menulis Taurat dengan Tangan-Nya sendiri.
Menciptakan Sorga dengan Tangan-Nya sendiri.
Sekarang, bagaimana kalian berkeberatan kepada kasysyaf tentang percikan tinta merah itu? Sedangkan Allah subhanahu wa ta’ala sendiri menulis dengan Tangan-Nya sendiri. Di pabrik mana kertasnya dibuat dan di mana tinta dan penanya dibuat dan lain-lainnya? Atas semua keberatan ini coba bacalah:

كَتَبَ التَّوْرَاةَ بِيَدِهِ
Artinya: Dia telah menulis Taurat dengan Tangan-Nya.
Apa pun jawaban kalian, maka itu pulalah jawaban kami.

2.ALLAH BERPUASA?
أُفْطِرُ وَأَصُومُ
Artinya: Aku berbuka dan berpuasa
Jawaban:
1.Dalam mengomentari hal itu Hadhrat Masih Mauud ‘alaihis salam bersabda: Jelas bahwa Allah subhanahu wa ta’ala bebas dari menjalankan ibadah berbuka dan puasa. Kata-kata ini artinya tidak dapat dinisbahkan kepada-Nya. Oleh karena itu hanya merupakan sebuah kiasan dan maksud yang sebenarnya adalah Aku (Allah) terkadang memperlihatkan kemarahan-Ku dan terkadang Aku memberikan tempo, persis seperti orang yang kadang-kadang makan dan kadang-kadang berpuasa serta menahan dirinya dari makan. Kiasan seperti itu banyak terdapat di dalam kitab-kitab Allah sebagaimana di hari Qiamat Tuhan akan mengatakan bahwa Aku dulu sakit, Aku dulu lapar, Aku dulu telanjang.”. (Hakikatulwahi hal 104).

2.Kemudian Dia bersabda: Aku akan membagi waktu-Ku menjadi beberapa waktu. Bahwa sebagian tahun Aku akan berbuka, yakni Aku akan menghancurkan orang-orang dengan Taun dan untuk beberapa tahun Aku akan berpuasa, yakni akan datang suasana aman dan Taun akan berkurang atau sama sekali tidak akan tersisa lagi. (Daafi'ul-bala hal 817 lihat Tazkirah hal 395 catatan kaki ( alif ba ).

Hadits yang Hadhrat Masih Mauud ‘alaihis salam berikan refrensinya itu terdapat di dalam Hadis Muslim yang berbunyi:.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدِنِي ... يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِى ... يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي
Artinya: Diriwayatkan dari Hadhrat Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu ia berkata: bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: bahwa pada hari kiamat Allah Azza wa Jalla akan berkata; Wahai anak adam, Aku dulu sakit kamu tidak menjenguk-Ku, Wahai anak Adam, Aku dulu minta makanan kepadamu namun kamu tidak memberi makan kepada-Ku. Wahai anak Adam, Aku dulu meminta minum air kepadamu namun kamu tidak memberi aku air" (Riyadhush-Shaalihin, hal. 205 cetakan Mesir, Muslim dari Abu Hurairah ra dan Kanzul-Ummal, Juz XV/ 43277 )
Dengan demikian, apakah Tuhan dapat sakit, dapat lapar dan dapat haus. Tetapi Dia subhanahu wa ta’ala tidak dapat berpuasa?.

3. ALLAH BERSALAH?

أُخْطِئُ وَأُصِيبُ
Artinya: Aku melakuakn kesalahan dan melakukan kebenaran

Jawaban:
a.Hadhrat Masih Mauud ‘alaihis salam telah memberikan penjelasan seperti di bawah ini:
Aku kadang-kadang melepaskan keinginan-Ku dan kadang-kadang Aku memenuhi keinginan-Ku…. sebagaimana tertera dalam HadiTs bahwa pada saat Aku mencabut nyawa orang yang beriman Aku senantiasa ragu. Padahal Tuhan suci dari sifat ragu-ragu. . Artinya Aku kadang-kadang membatalkan kehendak-Ku. Dan kadang-kadang keinginan itu terpenuhi sebagaimana yang diinginkan. (Haqiqatul- wahyi, hal 103 pada catatan kaki)
Hadits yang diisyarahkan oleh Hadhrat Masih Mauud ‘alaihis salam itu terdapat dalam Shahih Bukhari yang berbunyi:
وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيئٍ أَنَا فَاعِلَُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ
Artinya: Allah subhanahu wa ta’ala berfrirman: Aku tidak pernah sedemikian ragu tentang sesuatu sebagaimana Aku ragu dalam mencabut ruh orang beriman. (Bukhari Kitabur-riqaq babut-tawaadhu' jilid 4 hal. 80 Cetakan Mesir).

4. ALLAH JAGA DAN TIDUR?
أَسْهَرُ وَأَنَامُ
Artinya: Aku jaga dan Aku tidur
Jawaban:
a.Hadhrat Masih Mauud ‘alaihis salam bersabda berkenaan dengan wahyu ini: Bahwa Allah subhanahu wa ta’ala bebas dari tidur. Maksud wahyu ini adalah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menutupi kelemahan sebahagian orang-orang yang berdosa dan terkadang memberikan hukuman padanya juga.

b.Jadi Jika kata-kata kiasan berkenaan dengan Tuhan, seperti lapar, makan dan minum, dan lain-lain sebagaimana di dalam kutipan Hadits Muslim yang baru kami terangkan dalam jawaban "Afthiru wa ashuumu", maka mengapa kata tidur dan jaga secara qiasan tidak dapat digunakan?

Inilah penjelasan kami, jadi apa yang dituduhkan perlu kiranya diklarifikasikan dahulu terhadap para ahmadi, tidak serta merta terprovokasi oleh pihak-pihak tertentu yang menginginkan umat islam ini saling bermusuhan, semboyan kami “Love For All, Hatred For None artinya Kecintaan untuk siapapun, kebencian tidak untuk siapapun.
-----oo0oo-----

0 comments

PEPERANGAN ANTARA YAHUDI DENGAN MUSLIMIN (15)
Posted by anurjamansyah at Tuesday, May 13, 2008

Tidak akan terjadi Sa’ah sampai engkau berperang melawan Yahudi, sehingga batu berkata yang di belakangnya ada Yahudi, wahai muslim! Ini orang Yahudi berada di belakang saya, maka bunuhlah ia

PEPERANGAN ANTARA YAHUDI DENGAN MUSLIMIN (15)
Terjemah dan komentar
Oleh : Abdul Rozaq



لاَتَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا الْيَهُودَ حَتَّى يَقُولَ الْحَجَرُ وَرَاءَهُ الْيَهُودِيُّ: يَا مُسْلِمُ ! هذَا يَهُودِيٌّ وَرَائِي فَاقْتُلْهُ
Tidak akan terjadi Sa’ah sampai engkau berperang melawan Yahudi, sehingga batu berkata yang di belakangnya ada Yahudi, wahai muslim! Ini orang Yahudi berada di belakang saya, maka bunuhlah ia ( Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah ra dan Kanzul-Umal, Juz XIV /38403 )

لاَتَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ ، فَيَقْتُلَهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئُ الْيَهُودِيُّ وَرَاءَ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ وَالشَّجَرُ : يَا مُسْلِمُ ! يَا عَبْدَ اللهِ !هذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ ، إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّه شَجَرُ الْيَهُودِ
Tidak akan terjadi Sa’ah sampai orang-orang Islam berperang melawan kaum Yahudi; lalu orang-orang Islam membunuh mereka, sehingga orang-orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon; lalu batu dan pohon itu berkata: Wahai muslim! Wahai hamba Allah! Ini orang Yahudi berada di belakang saya, kemarilah, lalu bunuhlah ia, kecuali gharqad, sebab ia termasuk pohon Yahudi ( Muslim dari Abu Hurairah ra dan Kanzul-Umal, Juz XIV /38417 )

إِذَا ظَهَرَ فِيكُمْ مِثْلُ مَا ظَهَرَ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ ، إِذَا كَانَتِ الْفَاحِشَةُ فِي كِبَارِكُمْ ، وَالْمَلِكُ فِي صِغَارِكُمْ ، وَالْعِلْمُ فِي رُذَالِكُمْ (حم ، ع ، ه – عن أنس ، قَالَ : قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ! مَتَى نَدَعُ اْلأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ ؟ قَالَ – فَذَكَرَه ، وَ لَفْظُ ع : إِذَا ظَهَرَ اْلأَذْهَانُ فِي خِيَارِكُمْ ، وَالْفَاحِشَةُ فِي شِرَارِكُمْ ، وَتَحُولُ الْمَلِكُ فِي صِغَارِكُمْ ، وَالْفِقْهُ فِي رُذَالِكُمْ
Apabila di kalangan kamu tampak seperti apa yang tampak pada Bani Israil, yaitu apabila perbuatan keji terjadi pada para pembesar kamu, dan raja di kalangan orang-orang yang kecil kamu, dan ilmu berada di kalangan orang-orang rendah kamu ( Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, Abu Daud, At-Turmudzi, An-Nasa’, Ibnu Majah dari Anas ra berkata: ditanyakan, wahai Rasulallah! Kapan kami mengajak berbuat baik dan mencegah perbuatan buruk? Beliau bersabda: Lalu menyebutkan Hadits tersebut, sedang lafazh bagi Abu Daud, At-Turmudzi, An-Nasai’ dan Ibnu Majah: Apabila kecerdikan telah tampak di kalangan orang-orang baik kamu, dan kekejian tampak di kalangan orang-orang buruk kamu, dan raja (penguasa) berpindah di kalangan orang-orang kecil kamu, dan pemahaman agama berada di kalangan orang-orang rendah kamu ( Kanzul-Umal, Juz XIV /38502 )

إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ تَسْلِيمُ الْخَاصَّةِ وَفَشْوُ التِّجَارَةِ حَتَّى تُعِينُ الْمَرْأَةُ زَوْجَهَا عَلَى التِّجَارَةِ وَحَتَّى يَخْرُجَ الرَّجُلُ بِمَالِه إِلَى أَطْرَافِ اْلأَرْضِ فَيَرْجِعَ فَيَقُولَ : لَمْ أَرْبَح شَيْئًا
Sesungguhnya di antara Sa’ah itu adalah penghormatan secara khusus dan merajalela perdagangan sampai seorang perempuan menolong suaminya berdagang dan sampai seorang laki-laki keluar dengan hartanya hingga ke ujung dunia, lalu ia pulang sambil berkata: Saya tidak mendapat laba sedikitpun ( Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dari Ibnu Masud ra dan Kanzul-Umal, Juz XIV /38515 )
لاَتَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَأْخُذَ اللهُ شَرِيْطَتَه مِنْ أَهْلِ اْلأَرْضِ فَيَبْقَى عِجَاجٌ لاَ يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا وَلاَ يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا
Tidak akan terjadi Sa’ah sampai batu menunjukkan orang-orang Yahudi yang bersembunyi yang dicari oleh orang-orang Islam, lalu ia melihat kakinya, lalu ia bersembunyi dan batu itu berkata: Wahai hamba Allah! Ini apa yang kamu cari ( Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dari Samrah ra dan Kanzul-Umal, Juz XIV/38578 )


Komentar:
Hadits-hadits Rasulullah saw ini menubuatkan terjadinya Sa’ah kehancuran kaum yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, jika tanda dan syarat dalam hadits ini sudah menjadi kenyataan, di antaranya:
1. Apabila kaum muslimin berperang melawan kaum Yahudi dan kaum Yahudi mengalami kekalahan sampai-sampai kemanapun mereka melarikan diri dan bersembunyi akan diketahuinya, sebab pohon-pohonan membantu kaum muslimin.

2. Apabila kaum muslimin meniru kebiasaan yang terjadi di kalangan kaum Yahudi, yaitu:
i. Apabila perbuatan keji sudah merajalela di kalangan para pejabat yang mengaku muslimin.
ii. kebanyakan pemimpin kaum muslimin berasal dari rakyat kecil atau rendahan.
iii. Ilmu agama telah dimiliki kaum muslimin yang rendahan.

3. Apabila pemberian tanda kehormatan yang istimewa sudah merajalela.

4. Apabila perdagangan bebas sudah terjadi, sehingga istri membantu suaminya berdagang sampai ke ujung dunia, tetapi pulang tidak membawa keuntungan apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar